Founder DDTC Ajak Kolaborasi DJBC & Akademisi Guna Edukasi Publik dalam Seminar Nasional Institut STIAMI


Jakarta – Institut STIAMI dengan bangga menyelenggarakan seminar nasional bertajuk “Strategi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam Optimalisasi Penerimaan dari Sektor Kepabeanan dan Cukai” pada Kamis (18/9/2025), bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) dan DDTC.

Founder DDTC, Darussalam, dalam sambutannya menekankan pentingnya kolaborasi antara regulator, akademisi, dan pihak swasta termasuk konsultan pajak dalam meningkatkan edukasi publik di bidang kepabeanan dan cukai. Beliau menyatakan bahwa institusi pendidikan dan konsultan pajak memiliki peran signifikan sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat dalam hal fiskal. “Caranya bisa dilakukan melalui meningkatkan awareness masyarakat, memberikan informasi yang andal dan konstruktif, edukasi, membentuk ahli perpajakan, hingga menjadi mitra kritis pemerintah dalam pemberian alternatif kebijakan,” kata Darussalam.

Tiga Urgensi Utama Optimalisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai

Dalam seminar tersebut, Darussalam mengemukakan tiga urgensi mengapa optimalisasi penerimaan dari bea cukai sangat krusial:

Pertama, Keterpaduan visi jangka panjang, Bea dan Cukai telah dimasukkan dalam target di dalam RPJPN 2025–2045. Target tax ratio nasional yang ditetapkan sebesar 18%–20% adalah patokan yang harus dicapai, sementara saat ini capaian masih jauh di bawah target tersebut.

Kedua, Pendukung visi Indonesia Emas, Kebijakan fiskal seperti bea dan cukai dapat menjadi instrumen untuk koreksi eksternalitas ekonomi: melindungi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan memastikan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak menimbulkan dampak negatif yang tidak dikendalikan.

Ketiga, Perilaku masyarakat dan respons atas Kebijakan kepabeanan dan cukai khususnya terkait cukai hasil tembakau harus mempertimbangkan reaksi dan perilaku konsumen, termasuk permasalahan rokok ilegal. Lebih jauh, bukan hanya soal penerimaan negara, tetapi juga soal menjaga industri dalam negeri dan inflasi.

Institut STIAMI menyambut baik seruan kolaborasi dari Founder DDTC. Perguruan tinggi ini berkomitmen untuk lebih aktif dalam Mendukung riset akademik terkait kepabeanan dan cukai, Menyelenggarakan program edukasi masyarakat, Menjadikan mahasiswa STIAMI sebagai penggerak literasi fiskal dan kepabeanan, Bekerjasama dengan regulator (DJBC) dan pihak swasta seperti DDTC dalam menyediakan konten edukasi yang akurat, terpercaya, dan berorientasi kebijakan.

Dalam sambutannya, Wakil Rektor I Institut STIAMI, Dr. Euis Komalawati, S.Sos., M.Si., menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor antara perguruan tinggi, pemerintah, dan dunia industri dalam meningkatkan kualitas literasi publik di bidang kepabeanan dan cukai.

"Seminar ini menjadi wujud nyata kontribusi Institut STIAMI dalam mengembangkan ekosistem pendidikan tinggi yang terintegrasi dengan dunia praktik dan kebijakan. Kami percaya bahwa sinergi antara akademisi dan regulator akan memperkuat fondasi kebijakan fiskal Indonesia menuju masa depan yang berkelanjutan,"ujar Dr. Euis.

Beliau juga menyampaikan apresiasi kepada DDTC dan DJBC atas kerja sama yang telah terjalin, serta berharap agar kegiatan serupa dapat terus dilaksanakan secara berkelanjutan demi membentuk generasi muda yang melek fiskal dan siap terlibat dalam pembangunan nasional.

 

 

Kontak Media:

Humas Institut STIAMI

Email: [email protected]

Telepon : 0851-2104-2427