STIAMI NEWS- Kamis, 06 Oktober 2022 Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI menyelenggarakan Wisuda Institut STIAMI ke-43 Program Vokasi, Sarjana dan Pascasarjana Semester Genap TA 2021/2022 Pada Hari Kamis, 06 Oktober 2022 Bertempat di Gedung Balai Samudera, Jl. Boulevard Barat No.1 Kelapa Gading, Jakarta Utara pada pukul 07.00 WIB s/d selesai.
Wisuda tahun ini berbeda dengan wisuda tahun sebelumnya, dimana tahun ini pelaksanaan wisuda dilaksanakan secara Luring dengan 2 sesi, menghadirkan orang tua/wali wisudawan (ketentuan 1 wisudawan hanya didampingi 1 orang tua/wali).
Meski demikian, acara wisuda ini tetap diselenggarakan dengan kehati-hatian dan kewaspadaan tinggi serta kepatuhan yang ketat pada protokol kesehatan guna mencegah penularan Covid-19, yaitu mewajibkan pemakaian masker dan pembatasan jumlah orang tua/wali wisudawan yang hadir dalam Gedung Balai Samudera.
Kegiatan wisuda tersebut diikuti oleh 1.408 wisudawan dengan rincian 95 wisudawan Program Vokasi, 1.186 wisudawan Program Sarjana dan 127 wisudawan Pascasarjana.
Orasi ilmiah wisuda disampaikan oleh Wakil Menteri Ketenagakerjaan RI Ir. Afriansyah Noor, M.Si yang merupakan salah satu alumnus Institut STIAMI tahun 2010. Hadir Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDIKTI) wilayah III Dr. Ir. Paristiyanti Nurwardani, M.P, Ketua Pembina Yayasan Ilomata Prof. Dr. Safri Nurmantu, M.Si, Pendiri Yayasan Ilomata Dr. H.M. Syahrial Yusuf, SE, MM, Ketua Pengurus Yayasan Ilomata Drs. Amrullah Satoto, S.AB, M.A, Rektor Institut STIAMI Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, MM dan Ketua Senat Akademik Institut STIAMI Prof. Dr. Muhammad Mulyadi, Ap, M.Si.
Wamenaker Afriansyah Noor menyatakan bahwa sebagai lulusan sebuah lembaga pendidikan yang bermutu seperti Institut STIAMI, Wamenaker yakin bahwa para wisudawan telah memiliki bekal yang cukup untuk terjun ke dunia kerja.
“Selamat kepada para wisudawan yang telah berhasil menyelesaikan masa kuliahnya dengan baik. Saatnya mengaplikasikan ilmu yang sudah dipelajari selama berada di bangku kuliah dalam dunia nyata,” katanya.
Lengkapi dengan Kompetensi Digital
Meski demikian, Wamenaker berpesan agar para wisudawan melengkapi kompetensinya dengan kompetensi digital. Ini penting karena para wisudawan adalah generasi yang hidup di era digital di mana dunia kerja pun akan jauh berbeda kondisinya dengan era sebelumnya.
“Sekarang ini kan sudah era digitalisasi, di mana dalam sistem kerja itu orang tidak ketemu orang lagi. Apalagi selama pandemi, pergerakan orang dibatasi dan itu membuat digitalisasi berkembang sangat pesat,” kata Wamenaker.
Dengan kemampuan digital, lanjut Wamenaker, maka kompetensi lulusan juga akan meningkat sehingga mereka dapat bersaing di dunia kerja baik nasional maupun internasional.
Rata-rata kompetensi digital mahasiswa Indonesia masih kurang sekitar 10 persen. Kondisi tersebut tentu berpengaruh terhadap daya saing tenaga kerja Indonesia baik dikancah nasional maupun internasional.
Karena itu pihaknya mengimbau khususnya Kemendikbudristek untuk membuat program-program dalam rangka meningkatkan kemampuan digital mahasiswa.
“Jadi tidak cukup hanya prestasi akademik, tetapi perlu juga dilengkapi kompetensi digital,” ujarnya.
Ia mengakui untuk meningkatkan kompetensi digital tenaga kerja Indonesia memang menghadapi beberapa kendala seperti belum meratanya sinyal internet, mahalnya peralatan yang dibutuhkan dan keterbatasan tingkat pemberdayaan mahasiswa. Itu sebab dibutuhkan kolaborasi antar instansi antar lembaga.
Laboratorium Pelatihan BLK Digitalisasi
Afriansyah Noor menyatakan bahwa Kemenaker telah membuat laboratorium untuk pelatihan BLK di bidang digitalisasi dalam bentuk paket bantuan pelatihan dengan durasi pelatihan 200 jam atau selama 3 bulan yang bisa diikuti oleh siapa saja. Program tersebut semua didanai oleh pemerintah melalui Kemenaker.
Ia juga menghimbau kampus-kampus untuk menyiapkan lulusan menjadi tenaga kerja yang benar-benar siap pakai, tidak hanya matang diteori tetapi juga benar-benar menguasai skill atau keterampilan kerja.
Dengan demikian, tingkat penerimaan tenaga kerja Indonesia pada 39 negara di dunia dapat ditingkatkan terus.
Selain kompetensi digital, Wamenaker juga mengingatkan pentingnya kompetensi bahasa asing. Dalam beberapa laporan menyebutkan bahwa ada banyak kesempatan kerja di luar negeri yang tidak bisa dimanfaatkan oleh tenaga kerja Indonesia akibat terkendala bahasa.
“Salah satunya adalah ketika Hyundai membutuhkan 500 ribu tenaga pengelasan, ternyata serapannya hanya 75 orang akibat terkendala bahasa,” jelasnya.
Dukungan Ketua LLDIKTI III terhadap Program Pelatihan Kompetensi Digital
Menanggapi pernyataan Wamenaker, Ketua LLDIKTI III Paristiyanti menyampaikan dukungannya terhadap program pelatihan kompetensi digital yang dilakukan Kemenaker melalui program BLK 200 jam.
Baginya ini merupakan dukungan strategis bagi upaya pemerintah melahirkan 9 juta talenta digital hingga tahun 2035.
Untuk mendukung percepatan lahirnya jutaan talenta digital tersebut, LLDIKTI wilayah III diakui Paristiyanti telah mencanangkan 5000 talenta digital setiap tahunnya melalui kegiatan bela negara.
“Jadi bela negara pada era digital bentuknya tidak harus angkat senjata tetapi bisa berupa keterampilan dibidang komputer atau digital,” tegasnya.
Selain itu untuk meningkatkan daya saing tenaga kerja melalui talenta bahasa lulusan perguruan tinggi, LLDIKTI wilayah III juga sedang menyiapkan KKN tematik internasional dalam bidang bahasa.
Tercatat ada 5 perguruan tinggi yang siap berkolaborasi dalam program yang akan dimulai Februari 2023.
Adapun Bahasa asing yang masuk dalam program KKN tematik internasional tersebut adalah Bahasa Arab, Bahasa Mandarin, Bahasa Korea dan Bahasa Jepang.
Dengan memiliki talenta digital dan talenta bahasa, Paristiyanti yakin dapat mendongkrak daya saing tenaga kerja Indonesia di pasar tenaga kerja global.
Siap Berkolaborasi dengan Pemerintah
Sementara itu, Ketua Pengurus Yayasan Ilomata Drs Amrullah Satoto menyatakan Institut STIAMI siap berkolaborasi dengan pemerintah dalam berbagai program termasuk program KKN internasional.
“Kami siap berkolaborasi pada program KKN internasional. Jadi tidak hanya 5 perguruan tinggi, tetapi ada 6 perguruan tinggi termasuk Institut STIAMI yang siap berkolaborasi dalam KKN internasional,” kata Satoto.
Bagi Satoto, terlibat dalam program KKN internasional bukan masalah yang sulit mengingat selama ini Institut STIAMI telah melangkah jauh ke panggung global/internasional. Institut STIAMI menjadi satu-satunya perguruan tinggi swasta yang dalam dua tahun telah menyelenggarakan konferensi internasional sebanyak 4 kali, dengan melibatkan peserta dan pembicara dari 9 negara.
“Kami juga telah menginisiasi berdirinya asosiasi doktor internasional ilmu komunikasi, dan asosiasi doktor internasional ilmu adminsitrasi publik. Anggotanya bukan hanya dari Indonesia tetapi dari seluruh negara di dunia. Bahkan kini di Institut STIAMI telah memiliki beberapa guru besar dari luar negeri,” kata Satoto.
Institut STIAMI Canangkan Panca Program
Rektor Institut STIAMI Prof Dr Ir Wahyuddin Latunreng dalam sambutannya mengatakan, Institut STIAMI dalam upaya mengakselerasikan kepentingan kebijakan mutu, terus berupaya mempersiapkan peningkatan kualitas lulusan melalui penguatan digitalisasi dengan pembelajaran daring maupun luring.
Selain itu juga menerapan inovasi pembelajaran tugas akhir non skripsi melalui penulisan karya ilmiah dengan pilihan laporan magang atau praktik kerja, asistensi mengajar di satuan pendidikan, penelitian, proyek kemanusiaan, kegiatan wirausaha, studi proyek independent, KKN tematik, produk atau karya serta pembuatan policy paper.
“Keseluruhan program kerja tersebut telah dicanangkan dalam Panca Program melalui 5 Indikator Kinerja Utama atau IKU sebagaimana ditetapkan Kemendikbudristek,” jelas Rektor.
Kelima IKU tersebut meliputi program peningkatan kualitas SDM, peningkatan tata kelola kelembagaan, peningkatan kualitas pembelajaran dan mahasiswa, peningkatan penelitian dan pengabdian masyarakat serta program inovasi.
Rektor juga bersyukur terhadap sejumlah pencapaian kinerja Institut STIAMI sepanjang 2021-2022.
Beberapa pencapaian kinerja tersebut antara lain peningkatan jabatan akademik 306 dosen, re-akreditasi Institut STIAMI dengan predikat Baik Sekali, dan rencana pendirian Program Studi Doktor Ilmu Adminstrasi dan Prodi S2 Ilmu Komunikasi.
Lalu, keanggotaan Konsorsium Publikasi Ilmiah 11 Bidang Ilmu, konferensi internasional dengan total 25 pembicara dari luar negeri, publikasi dosen dalam berbagai jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, terlibat aktif dalam program Magang Studi Independen Bersertifikat, Pertukaran Mahasiswa Merdeka, hibah penelitian, KKN dan lainnya.
Banyaknya alumni Institut STIAMI yang sukses berkiprah pada lembaga publik seperti Wamenaker Afriansyah Noor dan anggota DPD Bambang Santoso lanjut Rektor, menjadi bukti bahwa proses pembelajaran Institut STIAMI dalam koridor yang baik dan diterima masyarakat.
“Ini menjadi modal besar bagi kami untuk terus melakukan berbagai terobosan yang genuine dan gigantic guna menghasilkan lulusan yang berdaya saing tinggi,” tukas Rektor.
Dalam kesempatan tersebut Rektor juga menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah berdampak besar bagi dunia pendidikan tinggi, terutama perguruan tinggi swasta. PTS yang sesungguhnya tidak memiliki tanggungjawab konstitusional harus bekerja extra ordinary untuk bisa tetap bertahan dan sekaligus menjaga kualitas penyelenggaraan pendidikan agar tetap berjalan dengan baik.
Menurut Rektor, saat ini PTS dihadapkan pada kondisi-kondisi yang memerlukan perhatian besar dari pemerintah untuk memberikan jalan keluar dalam pemecahan berbagai masalah. Di antaranya adalah masalah pendirian lembaga akreditasi mandiri yang diharapkan bisa mempercepat akses pelayanan akreditasi, ternyata dirasakan memberatkan dikarenakan pembiayaan akreditasi mandiri dikenakan biaya yang cukup besar.
Selain itu juga persoalan bantuan hibah notabene masih banyak mengalir ke PTN, persyaratan menjadi professor yang merupakan jabatan akademik tertinggi masih memberatkan sehingga dosen yang bergelar professor masih terbatas, kelekuasaan PTN menerima mahasiswa baru melalui jalur mandiri yang berimbas pada menurunnya jumlah mahasiswa baru di PTS dan lebih tidak sehat lagi adalah pemberian ijin kepada BUMN untuk mendirikan perguruan tinggi dengan prodi umum.
“Kondisi tersebut sangat dirasakan oleh Institut STIAMI sehingga membutuhkan kreativitas dalam menyelaraskan kepentingan untuk mempertahankan mutu pendidikan sehingga bisa tetap eksis dan memberikan kontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa,” tutup Rektor.
Segenap Civitas Akademika Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI mengucapkan Selamat atas keberhasilan para wisudawan dalam menyelesaikan pendidikan pada program Vokasi, Sarjana dan Pascasarjana, semoga ilmu yang telah diterima dapat diamalkan dan bermanfaat baik untuk pribadi, masyarakat maupun Bangsa dan Negara dan Terimakasih telah menjadi bagian dari Keluarga Besar Institut STIAMI.
By Inung Kurnia I Penulis: Dodi Hasanuddin I Editor: Dodi Hasanuddin