Bem Se-Indonesia Adakan Aksi Unjuk Rasa Nawacita 3 Tahun Pemerintahan Jokowi-Jk


Jakarta – STIAMINEWS – Ratusan mahasiswa melakukan aksi unjuk rasa dalam rangka 3 tahun pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla atau lebih dikenal dengan Aksi Nawacita. Ratusan mahasiswa ini gabungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Indonesia dan salah satunya BEM Institut STIAMI yang juga ikut berpartisipasi. Tepat pukul 13.00 WIB setelah sholat Jumat, 20 Oktober 2017 para demostran berkumpul di Jalan Medan Merdeka Barat, Gambir, Jakarta Pusat.

Bukan hanya dari Jakarta, Mahasiswa dari seluruh Indonesia dengan didampingi para buruh dan aktivis berkumpul di Ibu Kota untuk menagih janji Jokowi - JK atas apa yang sudah dijanjikan kepada rakyat. Aksi tersebut berlangsung cukup tertib dan aman. Para Mahasiswa menyampaikan orasinya dan diselingi dengan puisi ditengah-tengah berlangsungnya aksi. Mereka tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Front Mahasiswa Nasional (FMN), dan organisasi lainnya. Mereka berharap bisa bertemu langsung dengan Presiden Jokowi dengan menyampaikan topik utama yaitu tingginya ketimpangan ekonomi.

Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla sudah tiga tahun memimpin pemerintahan Republik Indonesia. Mereka dan timnya menyusun 9 agenda prioritas dan diberi nama Nawacita pada saat Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden tahun 2014. Berikut inti dari sembilan program tersebut yang disarikan dari situswww.kpu.go.id:

1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara, melalui politik luar negeri bebas aktif, keamanan nasional yang terpercaya dan pembangunan pertahanan negara Tri Matra terpadu yang dilandasi kepentingan nasional dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim.

2. Membuat pemerintah tidak absen dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya, dengan memberikan prioritas pada upaya memulihkan kepercayaan publik pada institusi-institusi demokrasi dengan melanjutkan konsolidasi demokrasi melalui reformasi sistem kepartaian, pemilu, dan lembaga perwakilan.

3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

4. Menolak negara lemah dengan melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.

5.Meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia melalui peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan dengan program "Indonesia Pintar"; serta peningkatan kesejahteraan masyarakat dengan program "Indonesia Kerja" dan "Indonesia Sejahtera" dengan mendorong land reform dan program kepemilikan tanah seluas 9 hektar, program rumah kampung deret atau rumah susun murah yang disubsidi serta jaminan sosial untuk rakyat di tahun 2019.

6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.

7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik.

8. Melakukan revolusi karakter bangsa melalui kebijakan penataan kembali kurikulum pendidikan nasional dengan mengedepankan aspek pendidikan kewarganegaraan, yang menempatkan secara proporsional aspek pendidikan, seperti pengajaran sejarah pembentukan bangsa, nilai-nilai patriotisme dan cinta Tanah Air, semangat bela negara dan budi pekerti di dalam kurikulum pendidikan Indonesia.

9. Memperteguh kebhinnekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia melalui kebijakan memperkuat pendidikan kebhinnekaan dan menciptakan ruang-ruang dialog antarwarga

Aksi tersebut berlangsung hingga pukul 20.00 WIB dan ditutup dengan sidang umum rakyat yang dipimpin oleh Mahasiswa Universitas Indonesia. Dalam sidang tersebut, mereka menyampaikan tiga tuntutan kepada Presiden Jokowi. Tuntutan yang mereka sebut sebagai 'Tuntutan Pembangunan Pro Rakyat (Tugu Rakyat) itu memuat tiga point penting, yakni turunkan kesenjangan ekonomi, gugat pengekangan hak publik dan wujudkan kedaulatan rakyat menuntut tegaknya supremasi hukum. Ketika aksi mulai membubarkan diri, namun ada beberapa mahasiswa yang masih tetap berada ditempat untuk bisa memasuki istana negara. Berbagai cara mereka lakukan agar bisa menerobos pagar kawat yang dipasang oleh aparat kepolisian.

Pukul 23.00 WIB aksi unjuk rasa masih bertahan hingga akhirnya polisi membubarkan paksa mahasiswa yang jumlahnya semakin berkurang dari semula. Mahasiswapun semakin memanas hingga akhirnya terjadi keributan dengan aparat kepolisian. Sejumlah 12 Mahasiswa diamankan oleh Polda Metro Jaya. Diantaranya adalah Yogi Ali (IPB), Aditia (UNRIAU), Ardi (IPB), Wafiq (UB), Taufiq (UB), Golbi (IPB), Yahya (IPB), Susilo (IPB), Fauzan (Tazkia), Ramadhani (UNPAK), Rifqi Abdul (AKPI Bogor), Gustri (UNTIRTA). (Selvi & BEM)

 

 

Sumber Foto : photo.sindonews.com