JAKARTA, MENARA62.COM - Direktur Jenderal Pengembangan Daerah Tertentu Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes-PDTT) Johozua M Yoltuwu mengatakan bahwa mayoritas desa tertinggal di Indonesia masih angat membutuhkan sumber daya manusia (SDM) terutama yang ahli di bidang pertanian, pertambangan, perikanan, perhutanan, dan agribisnis. Karena itu perguruan tinggi agar mendorong lulusan untuk kembali dan membangun desa. “Indonesia memiliki 144 kabupaten yang tergolong daerah tertinggal. Dan mereka sangat membutuhkan SDM yang handal untuk membangun daerah,” papar Johozua di sela seminar nasional bertema Kemitraan Strategis dalam Mendukung Ekonomi Kreatif yang berbasis Kearifan Lokal yang digelar Institut Ilmu Sosial dan Manajemen STIAMI, Minggu (21/5/2017). Seminar tersebut menghadirkan pembicara antara lain Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Yuliandre Darwis Ph.D, Wakil Ketua Umum PARFI Ray Sahetapy dan Wakil Rektor III Institut STIAMI Dr M Agus Cholik SE MM.
Diakui, di daerah-daerah tertinggal tersebut sebenarnya memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar. Hanya saja potensi tersebut belum tergarap maksimal akibat kurangnya SDM handal. Karena itu ia berharap ke depan, koordinasi dan kerjasama lintas sektor terutama dengan lembaga pendidikan tinggi haru ditingkatkan. Karena lembaga pendidikan tinggi inilah harapan untuk mendapatkan SDM yang mumpuni. “Untuk membedah potensi desa, sekolah kejuruan dan perguruan tinggi vokasi akan kita fasilitasi, agar lulusannya bisa membangun desa,” lanjutnya.
Sementara itu Rektor Institut Stiami Dr. Ir. Panji Hendrarso, MM berjanji akan membantu pemerintah dalam upaya menyediakan SDM berkualitas yang bersedia membangun desa. Karena sesungguhnya desa memiliki potensi sangat besar dibidang ekonomi. Untuk membangun desa, menurut Rektor, dibutuhkan SDM yang memiliki kreativitas dan ide-ide brilian. SDM kreatif ini akan lahir dari lingkungan pendidikan yang memang memberikan peluang belajar tentang ekonomi kreatif lebih besar pada mahasiswanya, seperti Institut STIAMI. “Kami berupaya menciptakan suasana lingkungan yang kondusif bagi mahasiswa agar dapat terus mengembangkan kreativitas. Sebab pembangunan ekonomi di masa depan membutuhkan SDM kreatif,” tutur Rektor.
Menurutnya, salah satu strategi yang perlu dilakukan dalam mendukung pengembangan ekonomi kreatif adalah melalui penciptaan ruang kreatif sebagai lingkungan yang kondusif bagi perkembangan kegiatan ekonomi kreatif. Di sisi hulu, ruang kreatif harus mampu mengakomodasi dan menginspirasi bagi munculnya sense of creativity.
Sementara disisi hulir, ruang tersebut harus dapat mengintegrasikan proses kreasi-produksi-distribusi dan pemasaran potensi ekonomi kreatif yang ada. Dengan demikian, ruang kreatif harus dirancang untuk membentuk iklim dan ekosistem ekonomi kreatif yang komprehensif, kondusif, partisipatif dan inklusif.