DOSEN DAN MAHASISWA INSTITUT STIAMI SUKSES MELAKSANAKAN PKM INTERNASIONAL DI MALAYSIA


Tim dosen dan mahasiswa Institut STIAMI sukses melaksanakan kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) di PKBM Sanggar Bimbingan Muhammadyah, Kampung Baru, Kuala Lumpur, Malaysia. Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 21 sampai dengan 23 Juli 2025 diikuti oleh 6 (enam) dosen senior, yaitu: Dr. Dwi Agustina,S.IP, M.P.A, Dr. Anita Maulina, S.AB, M.A, Teguh Santoso, S.AB, M.A, Anisa Arizona, S.AB, M.A, Winda Wulandari, S.E, M.M, Baby Poernomo, S.S, M.A, dan seorang mahasiswa program Bisnis, Institut STIAMI, Afifah Nurraima Jauhara.

Kegiatan ini juga merupakan implementasi dari program STIAMI Migrant Center, yang baru diresmikan pada tanggal 20 Juni 2025, dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Institut STIAMI dengan Kementerian P2MI (Perlindungan Pekerja Migran Indonesia). PKBM Sanggar Bimbingan Muhammadiyah Kampung Baru Kuala Lumpur adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang didirikan oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia, bekerja sama dengan KBRI Kuala Lumpur. Pusat kegiatan ini menyelenggarakan pendidikan non-formal setara SD (Paket A) bagi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia, terutama mereka yang tidak memiliki dokumen. Sanggar Bimbingan ini memungkinkan anak-anak PMI untuk tetap mendapatkan pendidikan dan mengikuti ujian, serta mendapatkan ijazah resmi jika lulus.

Kegiatan PKM yang dilakukan oleh para dosen dan mahasiswa Institut STIAMI ke PKBM di Kampung Baru, terutama adalah untuk menggali informasi terkait aspek- aspek yang berhubungan dengan pengelolaan PKBM serta hal-hal teknis terkait metode pembelajaran, alat bantu ajar, dan pendampingan psikologis bagi anak-anak pekerja migran. “ STIAMI sebagai Migrant Center telah berkomitmen untuk memberikan dukungan dalam hal pendidikan bagi anak-anak pekerja migran dan memastikan bahwa mereka mendapatkan hak memperoleh pendidikan yang layak sesuai dengan yang termaktub dalam Undang Undang,” jelas Prof. Dr. Sylviana Murni, S.H, M.Si, Rektor Institut STIAMI.

Dari diskusi para dosen dengan pengelola dan pengajar di PKBM Sanggar Bimbingan Muhammadyah, Kampung Baru diperoleh informasi bahwa kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya tenaga pengajar. Tenaga pengajar yang ada saat ini tidak berlatarbelakang dari pendidikan keguruan, sehingga mereka pun sering mengalami kesulitan dalam mengembangkan metode pembelajaran terutama di Lembaga Pendidikan non formal seperti PKBM yang peserta didiknya adalah anak-anak yang berlatarbelakang sangat beragam. “Dengan tergalinya informasi ini, STIAMI Migrant Center berupaya untuk mendesain program PKM internasional yang berkelanjutan yang dapat meningkatkan kualitas para pengajar di PKBM melalui pelatihan- pelatihan. Program ini dapat diimplementasikan tidak hanya oleh PKBM di Malaysia saja namun juga di negara lain,” imbuh Dr. Euis Komalawati, S.Sos, M.Si, Wakil Rektor 1.

Selain kendala dalam tenaga pengajar, ternyata PKBM ini juga mengalami masalah dalam pembiayaan dan penyediaan fasilitas yang memadai. Kurangnya buku buku bacaan, serta peralatan untuk menggambar dan prakarya. “ Kami berupaya agar dengan adanya STIAMI Migrant Center ini, kami dapat memberikan dukungan kepada PKBM yang menjadi shelter bagi anak-anak pekerja migran, termasuk untuk memenuhi penyediaan fasilitas belajar yang memadai,” jelas Dr. Dwi Agustina, S.IP, M.P.A, Dekan Fakultas Ilmu Administrasi.

Dalam program PKM ini, para dosen dan mahasiswa berinteraksi dengan anak-anak melalui berbagai kegiatan, diantaranya membacakan dongeng dari cerita anak-anak baik yang berbahasa Indonesia maupun berbahasa Inggris. Anak-anak pun dengan gembira menunjukkan kebolehannya dalam mengaji dan berkomunikasi dalam Bahasa Arab. “ Kegiatan PKM internasional yang dilaksanakan oleh para dosen dan mahasiswa Institut STIAMI ini akan menjadi agenda utama Departemen Riset dan Pengabdian Kepada Masyarakat (DRPM). Kegiatan ini tidak hanya memperluas jangkauan kontribusi akademik, tetapi juga memberikan kesempatan bagi dosen dan mahasiswa untuk belajar tentang budaya dan nilai-nilai di negara lain, serta meningkatkan kemampuan adaptasi mereka,” imbuh Dr. Anita Maulina, S.AB, M.A, Direktur DRPM, Institut STIAMI.