Jakarta | STIAMI News – Semakin tergerusnya peran koperasi dalam perekonomian Indonesia di sebabkan bertambah maraknya perusahaan bersifat kapitalis, untuk itu perlu adanya edukasi kepada masyarakat khususnya generasi penerus bangsa untuk menyadari pentingnya koperasi.
Melihat fenomena ini, Institut STIAMI mengadakan kuliah umum yang bertemakan “Bedah bisnis koperasi sebagai solusi peningkatan kesejahteraan masyarakat” pada hari Selasa, 29 November 2016. Acara yang berlangsung di Aula Institut STIAMI Kampus Pusat ini dihadiri oleh Salekan, SH, MM, Asdep Keanggotaan Bidang Kelembagaan Kementrian Koperasi & UKM, Dr. Hasim A Abdullah, selaku Wakil Rektor IV sekaligus pemerhati dan aktivis di KOPINDO dan dimoderatori oleh Dedi Kusna Utama, S.Sos., MA, sekretaris kelembagaan Institut STIAMI.
Pada kesempatan ini, Salekan mengatakan, jika koperasi mampu mengimplementasikan jati dirinya, maka koperasi akan mandiri, mampu bersaing dengan kekuatan eonomi lainnya, serta mampu memproduksi produk yang sesuai dengan kebutuhan pasar di dalam dan luar negeri. “Dengan jumlah koperasi aktif saat ini yang cukup besar, yakni 150.223 unit dan jumlah anggota yang mencapai lebih dari 37 juta orang, sangat potensial memanfaatkan koperasi sebagai media untuk mengembangkan bisnis masyarakat umumnya dan anggota koperasi secara khususnya”, katanya. Beliau juga menambahkan, Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro sebesar 9% serta penurunan bunga KUR dari 22% menjadi 12%-9% yang dicanangkan oleh Kementrian Koperasi & UKM diharapkan mampu untuk merangsang para pelaku bisnis untuk melirik konsep koperasi sebagai dasar dalam menentukan badan usaha dan badan hukum untuk bisnisnya.
Lebih jauh, Dr. Hasim menambahkan, yang perlu diperhatikan oleh penggiat koperasi adalah jangan sampai koperasi yang ada saat ini ataupun yang akan datang dijalankan dengan konsep Perusahaan Terbuka (PT) tetapi hendaknya betul-betul menerapkan koperasi yang memberikan kesejahteraan kepada masyarakat tanpa berpindah kepemilikannya.
“Pada era global ini, telah bergesernya faktor yang dapat mensejahterkan masyrakat, dari yang bersifat tradisional dan lokal kepada waralaba dari skala mancanegara, oleh karena itu, para pemerhati koperasi dan pengurus koperasi, perlu untuk selalu kuat, high-tech dan efisien guna untuk menyaingi perusahaan kapitalis dari dalam dan luar negri” tandasnya.