Jakarta | STIAMI News – Media massa dan media sosial memegang peranan penting dalam pembentukan karakter bangsa. Pesan-pesan media terutama pesan politik telah banyak mengalami konstruksi yang berpihak pada kepentingan pemilik modal atau penguasa. Saat ini akses ke media massa baik cetak maupun on line relatif mudah. Khalayak terutama generasi muda semakin banyak memanfaatkan media cetak, TV, radio dan media on line sebagai sumber informasi. Namun, yang menjadi pertanyaan besar apakah generasi muda telah menyaring informasi dan memanfaatkan informasi dari media dengan bijak.
Institut STIAMI menyadari pentingnya pembentukan karakter bangsa terutama generasi mudanya. Untuk itu pada tanggal 15 Desember 2016 Prodi Manajemen Komunikasi dan Bagian Kemitraan dan Kerjasama Dalam dan Luar Negeri mengadakan kuliah umum dengan tema “Pengaruh Pesan Komunikasi Politik dan Media Massa dalam Pembentukan Karakter Bangsa”. Kuliah umum ini menghadirkan narasumber Dr. Heri Budianto, M.Si, ketua ASPIKOM (Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi) Pusat, Dr. Mulharnetti Syas, M.Si, Ketua ASPIKOM Korwil Jabodetabek, dan Bapak Suryokoco dari TV Desa. Acara dengan moderator Dedy Kusna Utama S.Sos, MA ini dihadiri oleh Dr. Euis Komalawati, M.Si, Dekan FISMA; Dr (cand) Ade Tuti Turistiati MIRHRM, Kabag Kemitraan dan Kerjasama Dalam Luar Negeri, dan Dedy Kusna , S.Sos, MA sebegai moderator.
Pada kesempatan tersebut Dr. Heri Budiantor, M.Si menyampiakan beberapa persoalan yang mengancam generasi muda Indonesia saat ini, seperti menurunnya semangat nasionalisme, tergerusnya karakter ke-Indonesiaan, serta silang sengkarut dunia komunikasi dan Informasi. “Karakteristik Pesan/Konten Media yang menyebar di Indonesia ini sangat bergantung juga bagaimana khalayak Indonesia menanggapinya, sehingga efek terhadap remediasi ruang dan pembentukan identitas bisa dikendalikan sejak dini”
Dr. Mulharnetti Syas, M.Si menambahkan bahwa fungsi utama media massa harus benar-benar bisa dijalankan, khususnya sebagai control social sehingga konten yang tersebar tidak memberikan efek negatif pada masyarakat umum. “Dengan adanya pergeseran sifat siaran dari linear ke non-linear (interaktif) membuat masyarakat umum bisa secara lansung memberikan pendapat serta masukan terhadap isu-isu yang sedang dibicarakan” demikian menurut Dr. Netty.
Suryokoco, sebagai pemain aktif dalam industri media massa menyampaikan dukungan penuh kepada masyarakat. TV Desa mendukung masyarakat melalui pemangku kepentingan dalam pembentukan karakter bangsa dengan menyiarkan acara dan program yang menguatkan pemahaman ideologi dan membangun karakter bangsa.
Acara kuliah umum ini ditutup dengan ditandatanganinya MOU antara Institut STIAMI dengan ketiga mitra kerjasama yaitu ASPIKOM Pusat, ASPIKOM Korwil Jabodetabek, dan TV Desa. Dengan ditandatanganinya nota kesepahaman dalam lingkup tri dharma perguruan tinggi ini, diharapkan Institut STIAMI lebih unggul, berdaya saing dan menjadi change agent dalam pembentukan karakter bangsa.