Ketua Stiami Hadiri Pertemuan Forum Rektor


Jakarta, Forum Rektor Indonesia (FRI) mengadakan pertemuan regional untuk Rektor se DKI Jakarta. Selain dihadiri para Rektor dari kampus-kampus se DKI hadir pula presiden Mahasiwa dari masing-masing kampus yang ada di Jakarta. Pertemuan regional FRI se-DKI Jakarta kali ini mengangkat tema 2014: Indonesia di Persimpangan Jalan, di Universitas Trisakti, Sabtu (30/11). Hadir sebagai pembicara adalah Prof. Dr. Mohammad Mahfud M.D., S.H., S.U. mantan Ketua Mahkamah Konstitusi dan Jend. (Purn) Pramono Edhi Wibowo. Keduanya akan menyampaikan gagasan-gagasannya terkait dengan kesiapan pemimpin Indonesia dalam menyongsong Era Asia. Dengan pembahas Erman Rajagukguk, dan Prof Suyatno.

Ketua STIAMI Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng,MM juga hadir dalam Pertemuan Regional yang digagas FRI. Prof. Wahyuddin yang didamping Sekretaris Eksekutif Dedy Kusna Utama,S.Sos dan hadir pula Presiden Mahasiswa STIAMI Fadiyahul Haq, Wakil Presiden Mahasiswa  M. Hakiki Aprianto , Mendagri BEM STIAMI Ary Marthian dan Wakil Ketua MPM Martua Dharma Harahap.

Sementara itu Mantan Ketua MK Mahfud MD yang dalam materinya berjudul Problema Negara Hukum Kita mengatakan untuk membuat masyarakat sejahtera, saat ini Indonesia membutuhkan pemimpin yang kuat. Dalam arti pemimpin yang  memiliki jiwa merah (berani) dan putih (bersih). Pemimpin dengan klasifikasi tersebut adalah mereka yang memiliki track record baik dan tidak tersandra oleh transaksi politik.

Disisilain  Ketua Forum Rektor Indonesia Laode Kamaluddin dalam Konferensi Persnya menambahkan untuk mencari sosok calon pemimpin yang memenuhi kriteria tersebut memang tidak mudah. Tetapi forum rektor akan terus berupaya menjaring individu-individu yang memang dinilai paling memenuhi syarat untuk dapat dihadirkan kepada masyarakat agar mengetahui Track record dari pemimpinnya dimasa mendatang.

Sementara itu Mantan Danjen Kopassus Pramono Edhi berharap para mahasiswa yang merupakan masyarakat intelektual tidak golput dalam pesta demokrasi mendatang. Edhie menyatakan keprihatinannya dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang tidak memberikan hak suaranya pada pemilihan umum. Lebih mengkhawatirkan lagi, sebagian besar dari mereka yang 'golput' ini adalah pemilih dari kalangan muda. ( CSC/Humas/One )