Jakarta, bertempat di aula Sekolah Staff dan Pimpinan (Sespim) Mabes Polri Jl. Ciputat Raya No. 40 Pondok Pinang Kebayoran Lama Jakarta Selatan. Siswa Sekolah Staff dan Pimpinan Pertama (Sespimma) Polri ini menggelar Seminar pada kamis 14 November 2013, dengan bertajuk “ Membangun Pemimpin Polri yang berkarakter”. Kegiatan ini sendiri dihadiri oleh 4 Narasumber yakni Jaksa Agung Basrie Arief yang dalam hal ini diwakili oleh hakim kejaksaan Agung, Akbar Tanjung yang merupakan mantan ketua DPR RI, Irjen Pol (P) Drs. Logan Siagian M.H yang merupakan sekretaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas RI) dan yang terakhir ialah wakil ketua KPK Adnan Pandu Praja. Hadir pula para penyanggah pembicara yakni Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latungreng, MM yang merupakan Ketua STIAMI sekaligus sebagai dosen Sespim Polri dan Yayak Heriyanto S.Sos.I,.M.SI Dir. SBU STIAMI yang juga merupakan dosen Sespim Polri. Selain para pembicara dan penyangga hadir pula para awak media.
Sekedar diketahui bahwa Sespimma Polri ini merupakan Pendidikan Pengembangan bagi para Perwira Polisi yang telah memenuhi syarat administrasi, kesehatan, jasmani, intelektual dan psikologi guna menjalani pendidikan selama 4 bulan, dimana akan dihasilkan perwira polisi yang akan menduduki jabatan strategis di Polsek maupun Polres.
Acara pada kali ini dibagi menjadi dua sesi , sesi pertama di sampaikan oleh kejaksaan agung dan Dr. Akbar Tanjung dengan penyangga Yayak Heriyanto serta sesi kedua materi di sampaikan oleh Irjen Pol (P) Drs. Logan Siagian M.H yang merupakan sekertaris Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas RI) dan yang terakhir ialah wakil katua KPK Adnan Pandu Praja. Dengan penyangga Prof. Dr. Ir . Wahyuddin Latunreng, MM.
Pada sesi pertama penyangga dari Akbar Tanjung ialah Yayak Heriyanto , dalam pertanyaannya yayak menanyakan terkait dengan politik transaksional yang dapat berpengaruh terhadap kebijakan – kebijakan yang dikeluarkan. Sehingga menurutnya perlu ada komitmen bersama untuk sama-sama membangun dan mengawal jalanya demokrasi di Negara ini.
Sementara itu pada sesi kedua yakni KPK dan Kompolnas Prof. Wahyuddin sebagai penyangga menyatakan dan menanyakan kepada kompolnas terkait dengan keterpilihan kapolri dan yang didahului oleh terpilihnya wakapolri baru yang menurut beliau dinilai kurang ada keterbukaan. Sementara pertanyaan dan pernyataan yang ditunjukan kepada wakil ketua KPK Adnan Pandu Praja beliau mempertanyakan kinerja KPK yang lebih banyak kepada Penindakan dibandingkan pencegahan serta menurutnya KPK masih belum berkordinasi maksimal dengan Polri dan Kejaksaan dalam menangani tindak pidana korupsi.
Dalam jawabannya kompolnas beranggapan bahwa pihaknya sudah melakukan berbagai pertimbangan nama-nama calon kapolri yang tidak hanya satu nama melainkan hingga 5 nama namun yang diusulkan oleh presiden ke DPR adalah satu nama.
Sementara itu Wakil Ketua KPK Adnan Pandu Praja dalam menjawab pertanyaan Prof. Wahyudin mengatakan bahwa pihaknya saat ini masih terus bekerjasama dan berkordinasi baik dengan Kepolisian maupun dengan pihak Kejaksaan. Selain itu untuk pencegahanpun KPK selalu menggandeng beberapa instansi terutama yang bergerak dibidang hokum, karna fungsi KPK sebenarnya adalah sebagai Triger Mechanism (Pemicu) bagi lembaga – lembaga Negara lain. Seperti halnya Polri dan Kejaksaan. (One/Humas/CSC)