Jakarta | STIAMI News – Sebagai tindak lanjut kunjungan Ketua, STIAMI, Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, MM, ke Tiongkok dalam rangka melakukan inisiasi kerjasama luar negeri, STIAMI mengundang Dr. Chaerun Anwar, M.Pd, Atase Pendidikan KBRI Tiongkok Tahun 2010-2014 untuk bertatap muka dengan Manajemen STIAMI (14/01) membahas informasi pendidikan, pemagangan dan peluang pengembangan bisnis di Tiongkok.
“STIAMI telah berkomitmen untuk memperkuat hubungan luar negeri apalagi beberapa program studinya terakreditasi A yang levelnya sudah internasional. Pada saat kunjungan ke Tiongkok, kami bertemu dengan Dr. Chaerun dan menyampaikan gagasan yang berkenaan dengan hubungan kerjasama internasional antar perguruan tinggi dengan dengan dunia usaha setempat, Dr. Chaerun menyambut baik sehingga terjadilah pertemuannya pada hari ini” Kata Prof. Wahyuddin dalam mengawali pertemuan yang dihadiri oleh sebagian besar Manajemen STIAMI dan beberapa perwakilan Manajemen LP3i ini.
Dalam pertemuan yang berlangsung 3 jam ini, Dr. Chareun memaparkan topik tentang Sumber Daya Manusia Internasional dan Tenaga Kerja Lintas Batas Negara ; Pengamatan terhadap SDM China dan Dampaknya pada Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015. Dalam pemaparannya didapatkan informasi tentang sejarah dan kebudayaan negara Tiongkok serta potensi pengembangan bisnis yang saat ini sedang berkembang di antaranya pariwisata, seni kerajinan, produk terkenal, agama dan budaya masyarakat, Musik dan Opera, arsitektur kuno dan akademi atau pendidikan. Disampaikan juga tentang peluang pemagangan dan program double degree bagi lulusan dan mahasiswa STIAMI yang cukup besar di sana, tentunya dengan persyaratan yang telah ditentukan.
Saat sesi tanya jawab, dalam acara yang dihadiri juga oleh Prof. Dr. Safri Nurmantu, Pembina Yayasan Ilomata dan Dr. Ir. Pandji Hendrarso, MM Ketua Yayasan Ilomata disampaikan juga tentang peluang beasiswa dan penandatangan kerjasama dengan perguruan tinggi setempat khususnya dalam pengembangan program vokasional. Diakhir acara dilakukan sesi foto bersama dan terlihat beberapa peserta masih antusias untuk terus melakukan pertanyaan kepada Dr. Chaerun yang pada sore itu juga harus kembali ke Bandung. (Humas/CS)