Sambutan Wiranto Seminar Nasional Pascasarjana Stiami


TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Presiden RI terpilih Joko Widodo tidak akan mungkin bisa menyesaikan persoalan bangsa Indonesia sendirian tanpa adanya keikutsertaan masyarakat didalamnya.

"Satu Jokowi tak mungkin bisa selesaikan masalah-masalah nasional tanpa keikutsertaan masyarakat," ujar Ketua Partai Umum Partai Hanura, Wiranto dalam Seminar Nasional “Membangun Karakter Bangsa yang Berhati Nurani" Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI), di Gedung BPPT, Thamrin, Jakarta, Sabtu (23/8/2014).

Wiranto menegaskan, karakter bangsa saat ini sedang sakit.  Untuk itu, perlu ada perubahan sikap mental bangsa ini dengan revolusi mental seperti yang disampaikan Joko Widodo saat kampanye pilpres 2104.

Wiranto menambahkan karakter bangsa yang dimaksud dan harus dibenahi tersebut adalah kejujuran, ketakwaan, tidak kenal menyerah, tanggungjawab. Kemudian kesdisiplinan, penghormatan terhadap sesame.

"Kalau kita hanya bertumpu kepada ahlak moral bangsa saat ini yang sedang sakit, maka tidak mungkin pemerintahan Jokowi bisa  membangun persatuan bangsa. Tidak mungkin merajut kebersamaan satu bangsa. Kita perlu revolusi mental, restorasi mental, rekonsiliasi,  meribah karakter bangsa untuk mewujudkan cita-cita bangsa,” tegasnya.

Karakter bangsa yang dipertontonkan oleh masyarakat Indonesia sekarang, ia anggap jauh dari  keinginan  pendiri bangsa

"Karakter bangsa  yang harus dimiliki adalah karakter bangsa yang berbasiskan pancasila. Sebab, merupkan satu  sinkronisasi pancasila sebagai way of life bangsa dengan bagaimana bangsa ini memiliki konsep moral,  sikap moral  dan prilaku moral," tutur Wiranto.

"Mari kita dukung Jokowi. Kita membutuhkan satu konsep untuk menyakinkan dan mendukung membantu Jokowi untuk segera memenauhi masyarakat. Harapan masyarakat kepada jokowi sangat besar dan berat sekali,” imbuhnya.

Dalam kesempatan itu, Ketua Dewan Pembina Yayasan STIAMI, Syarial Yusuf mengungkapkan, revolusi mental yang digagas Jokowi menjadi sebuag gagasan segar yang menjadi diskursus secara nasional.

"Harus diakui bahwa permasalahn bangsa yang terus menerus menjadi pekerjaan rumah setiap pemerintahan tidak terlepas dari masih renddahnya kualitas sebagian sumber daya manusia Indonesi terutama dari sisi karakter dan mentalitasnya,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Syahrial, dalam membenahinya diperlukan pemimpin yang memiliki karakter entrepreneurship, semangat kerja keras dan pengabdian terhadap bangsa dan Negara yang tentunya mengedepankan hati nurani dalam  setiap pengambilan keputusan

"Pendidikan juga harus ikut berperan dalam mencetak generasi penerus yang memiliki mental dan karakter tersebut sehingga ke depan Indonesia menjadi bangsa dan Negara yang maju dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain didunia," tandasnya.