Seminar Prog. Vokasi Peranan Vokasi Dalam Peningkatan Kualitas Sdm Di Era Keterbukaan Informasi


Jakarta – STIAMINEWS – Penyelenggaraan seminar yang dilakukan secara periodik untuk seluruh program yang kali ini diselenggrakan oleh  Program Vokasi merupakan program wajib yang diikuti mahasiswa dalam rangka peningkatan wawasan pengetahuan sehingga terbangun atmosfir akademik guna mendukung terwujudnya tradisi budaya ilmiah di lingkungan Institut Stiami yang memiliki kepekaan dan senstifitas terhadap persoalan – persoalan kebangsaan sebagai pengejawantahan dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Dengan mengangkat tema mengenai Peranan Pendidikan Vokasi Dalam Ragka Peningkatan Kualitas Sumber Daya Manusia  di Era Keterbukaan Informasi” seminar nasional ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 03 Februari 2018 bertempat di Hotel Daily Inn, Jl. Jenderal Ahmad Yani Kavling 67, Cempaka Putih Timur Jakarta Pusat

Seminar Nasional ini menghadirkan pembicara Bpk. Haryadi, Ph.D. (Bidang Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi Direktur Jenderal Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI), Prof. Dr. John Hutagaol, M. Acc, SE. Ak. (Direktur Perpajakan Internasional Kementerian Keuangan RI) dan Bpk. Drs. Asep Gunawan, MM (Direktur Bina Pemagangan Direktorat Bina Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan RI) dengan moderator Bpk. TS Reza. SE. MM, dihadiri oleh 525 peserta yang  terdiri dari Mahasiswa Program Vokasi dan Dosen  Institut STIAMI.

Dr. Ir. Panji Hendrarso, MM selaku Rektor Institut Stiami dalam sambutannya menyampaikan kebutuhan akan kompetensi terapan yang langsung dapat memenuhi kebutuhan industri dilahirkan oleh lulusan pendidikan vokasi. Pendidikan vokasi dalam prosesnya menekankan pada pengembangan praktek/terapan dibanding yang sifatnya teoritis. Peserta didik diberikan kemampuan yang dapat memberikan solusi dan pengembangan kreativitas berbasis potensi individu. Industri memerlukan sumber daya manusia yang dapat mengoperasikan program perusahaan. Proses adaptasi menjadi lebih singkat, karena lulusan pendidikan vokasi dapat langsung memahami dan melakukan pekerjaan sesuai kebutuhan industri.

Institut STIAMI melalui Program Diploma III Manajemen Perpajakan, Program Diploma III Administrasi Bisnis dan Program Diploma IV atau Sarjana Terapan Akuntansi Lembaga Keuangan Syariah telah mencanangkan dalam Rapat Kerja Manajemen beberapa waktu lalu berupa Program Revitalisasi. Menurut Bpk. Ardiansyah, SE, MA selaku Direktur Program Vokasi, Program ini diharapkan akan mendorong Program Vokasi Institut STIAMI bisa menjadi Program Vokasi yang dapat diandalkan di tingkat nasional bahkan bisa mewarnai juga di tingkat internasinoal. Oleh karena itu kami mengharapkan dukungan  dari Kementerian Ristek Dikti, Kementerian Ketenagakerjaan dan tentunya juga kepada Direktorat Jenderal Pajak RI untuk dapat membantu menyukseskan keinginan kami mewujudkan keunggulan Program Vokasi sehingga berdaya saing di tingkat nasional dan internasional.

Materi narasumber yang dimulai oleh Prof. Dr. John Hutagaol, M. Acc, SE. Ak. (Direktur Perpajakan Internasional Kementerian Keuangan RI) menyampaikan “Perekonomian selalu berkembang dan terus maju dimana kita sedang menghadapi era digital ekonomi. Jika dilihat dari aspek perpajakan, semua komunitas di dunia mendorong keterbukaan dibidang perpajakan yang akan menciptakan iklim yang kondusif. Lingkungan pajak sekarang sudah berubah hal ini karena dipengaruhi oleh globalisasi dan digitalisasi sehingga diminta keterbukaan  dalam hal regulasi, untuk itu pemerintah sedang memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi untuk diseleksi agar mendapat sertifikat Brevet A. Dalam era digital ini yang harus dibangun adalah kolaborasi, terjadinya perubahan yang mendasar mengenai cara kita berlajar, berkomunikasi dan berusaha yang  berdampak pada presentasi mahasiswa yang murni sekitar 10-15% dan sisanya adalah pelaku usaha dengan memanfaatkan peluang e-commerce ” 

Drs. Asep Gunawan, MM (Direktur Bina Pemagangan Direktorat Bina Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan RI) menyampaikan Program Vokasi mengajarkan proses how to know and how to do, hal ini menjadikan peningkatan kualitas SDM di Indonesia menjadi sangat strategis.  Tiga pilar sistem pengembangan berbasis kompetensi, dapat diterapkan dalam sistem pendidikan vokasi. Kurikulum didesain kepada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), disertifikasi kompetensi oleh otoritas Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) sebagai upaya penjaminan mutu lulusan program vokasi yang berdampak pada peningkatan kualitas dan daya saing lulusan pendidikan vokasi.

Dunia kerja nasional yang didominasi oleh tenaga kerja under-qualified memerlukan terobosan dalam hal peningkatan kompetensi tenaga kerja menjadi syarat mutlak dalam peningkatan daya saing. Peningkatan daya saing tenaga kerja melalui pemagangan nasional merupakan kebijakan pemerintah untuk meningkatkan keterampilan dengan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan dan lembaga

Narasumber terakhir yaitu Bpk. Haryadi, Ph.D. (Bidang Revitalisasi Pendidikan Tinggi Vokasi Direktur Jenderal Kelembagaan Pendidikan Tinggi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI) menyampaikan materi mengenai  optimalisasi pendidikan vokasi dalam peningkatan kualitas perguruan tinggi, sebaran 14 kawasan industry prioritas hingga revitalisasi pendidikan vokasional. “Jika kita ingin mempunyai dasa saing maka vokasional harus ditingkatkan” ujarnya.

Mahasiwa memanfaatkan momentum kehadiran para narasumber sebagai Stakeholder dengan menjadi peserta yang aktif menyimak bahkan menyampaikan pertanyaan-pertanyaan.  Seminar Nasional ini sangat bermanfaat sekali bagi mahasiswa vokasi karena dunia kerja memerlukan SDM handal dan kompetitif, mahasiswa vokasi diharapkan dapat langsung memahami dan melakukan pekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja pada era keterbukaan informasi,  yang sejatinya memerlukan level kompetensi dari mulai teknis, manajerial dan practice. Kerjasama pemagangan bersertifikasi dan kolaborasi antara program vokasi perguruan tinggi dengan para stakeholders diperlukan untuk membantu lulusan siap kerja, mudah diterima di dunia kerja, yang  akan berkontribusi pada penurunan angka pengangguran. (selvi)