Stiami Mengutuk Pelemparan Terhadap Wartawan


Jakarta 2 April 2012 (STIAMI) – Aksi demo yang marak terjadi di penghujung bulan Maret lalu akibat rencana pemerintah akan menaikkan harga BBM dinilai banyak pihak tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia. Hal tersebut menyisahkan beberapa kisah memilukan baik dari sisi mahasiswa atau para pendemo, aparat dan insan pers yang meliput peristiwa tersebut.

Seperti telah diberitakan, salah seorang Kameramen Jak TV, Ananto Handoyo menjadi korban pelemparan cairan berbahaya yang membuat sebagian wajahnya terluka bakar saat peliputan demo BBM di depan Gedung MPR/MPR pada Jum’at sore (30/3). Dia telah melaporkan kejadian na’as yang menimpanya ke Polda Metro Jaya dan juga ke Dewan Pers.

Peristiwa yang menimpa Ananto Handoyo yang juga merupakan alumni Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Mandala Indonesia (STIAMI) tahun 1991, mendapatkan perhatian serius dari masyarakat termasuk dari Prof. Dr. Ir. Wahyuddin Latunreng, MM (Ketua/Rektor STIAMI) yang sangat geram terhadap peristiwa tersebut.

“Kami prihatin terhadap peristiwa yang menimpa salah satu alumni STIAMI. Semestinya demo tersebut tidak dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang mencoba mengadu domba antara mahasiswa dan aparat keamanan dengan melakukan pelemparan cairan yang berbahaya. Perbuatan tersebut sangat tercela, tidak beradab dan menciderai nilai-nilai demokrasi. Untuk itu kami mengutuk perbuatan tersebut dan meminta aparat kemanan untuk mengusut pelaku pelemparan. Kami pun menghimbau agar aparat kepolisian dan para pendemo memberikan akses yang luas dan aman kepada insan pers dalam menjalankan tugas-tugas jurnalistiknya”, hal tersebut merupakan pernyataan resmi dari Pimpinan STIAMI.

Sebagai wujud simpati dan perhatian STIAMI terhadap korban, Ikatan Alumni STIAMI akan memberikan bantuan biaya pengobatan untuk meringankan beban biaya yang harus ditanggung Ananto dan keluarga.