Visitasi Juri Kemenparekraf ke Deswita Lengkong Dampingan Institut Stiami


Jakarta – STIAMINEWS - Desa Wisata (Deswita) Lengkong, Wates Jaya, Bogor, Jawa Barat merupakan Desa Dampingan Prodi Hospitaliti dan Pariwisata Institut Stiami menjadi salah satu Deswita Dampingan 20 Terbaik 2020 dari 108 Deswita Dampingan Perguruan Tinggi Indonesia. Tim juri dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, yakni Husein Hutagalung dan Kusmayadi melakukan visitsi (kunjungan) ke Desa Lengkong  pada Sabtu (21/11).

Visitasi juri ini disambut oleh Kadisbudpar Kabupaten Bogor yang di wakili oleh Teny Ramdhani, S.STP (Kabid Kemitraan, SDM, dan Ekonomi Kreatif Dinas Pariwisata Kab. Bogor), Deni Amar (Ketua Asosiasi Desa Wisata Kab. Bogor), Rudi Irawan (Kepala Desa Wates Jaya), Dr. Widiyono, SE., MM (Dekan FISMA Institut Stiami), Dr. Euis Komalawati, M.Si (Direktur LPPM Institut Stiami), Heni Pridia (Kaprodi Hospitaliti dan Pariwisata) beserta Tim Dosen Desa Dampingan, dan Tim Mahasiswa HosPar Institut Stiami Angkatan 2017 (11 orang). Visitasi ini bertujuan untuk menilai Deswita yang sudah di bina oleh Institut Stiami dan mengecek potensi wisata yang ada di dalam nya.

Tim juri disuguhi dengan kopi khas Lengkong dengan pemandangan alam yang indah ciri khas dari Deswita Lengkong karena lokasinya yang di hapit dengan bukit dan wiisata di desa ini diantaranya ada Tubing, Camping Ground, dan Curug Lengkong.

“Saya mengapresiasi Institut Stiami terutama Prodi Hospar yang sudah mau mendapingi Desa Lengkong. Sudah membantu memberdayakan masyarakat dan juga membantu masyarakat disini menjadi self confident bahwa mereka harus memiliki kekuatan besar untuk memajukan desa nya. Program Desa Dampingan ini memang produk dari Kemenparekraf yang bertujuan untuk menyiapkan SDM dan mengasah soft skill mahasiswa untuk membangun Indonesia dan kearifan lokalnya.” ujar Husein Hutagalung sebagai Juri dari Kemenparekraf.

Selama 3 bulan pendampingan, masyarakat dan pengelola wisata diedukasi untuk sadar wisata, sapta pesona dan CHSE (Cleanliness, Health, Safety & Environtment Sustainability), pelayanan prima, dan pengembangan potensi produk pariwisata. Dosen dan mahasiswa HosPar yang mengikuti program ini sebelumnya sudah dibekali materi tersebut dari Kemenparekraf dan materi kuliah reguler. Hal ini untuk menyiapkan SDM di Deswita tersebut dapat mengembangkan Wisata secara mandiri dan global.

“Pelatihan lebih banyak ke pelatihan SDM Desa Lengkong yaitu memberikan tambahan pengetahuan di SDM di sini salah satunya di kuliner yaitu dodol. Kami memberikan pelatihan dengan bagaimana caranya agar penyajian nya lebih cantik. Kemudian kami ajarkan digital marketing jadi mereka bisa berjualan lewat Instagram dan Website. Kemudian pelatihan tata kelola destinasi dan pelatihan Tour Guide. Karena paket yang kami tawarkan disini kepada pengunjung adalah paket lengkap yang artinya ada home stay, pengunjung bisa keliling menikmati keindahan desa dan wisata-wisatanya seperti curug, wisata air, dan camping ground serta pengunjung bisa membeli oleh-oleh di desa lengkong ini juga. Kami juga mengajarkan mengelola dan membersihkan sampah agar desa lengkong terjaga kebersihan nya” tutur Heni Pridia (Kaprodi Hospitaliti dan Pariwisata Institut Stiami) selesai acara sambutan visitasi.

“Desa dampingan ini juga menjadi langkah awal untuk FISMA Institut Stiami untuk membuat program tiga tahun ke depan untuk tiga prodi FISMA diantaranya logistik, pariwisata dan komunikasi yang dimana mahasiswa-mahasiswa dari FISMA akan membantu dan mendampingi Desa Wisata Lengkong menjadi pariwisata yang unggul. Program ini nantinya akan dibantu oleh Dosen, Dekan dan Mahasiswa.” ujar Ade Arkam salah satu Mahasiswa Hospar yang menjadi Project Manager dalam Program Desa Dampingan Institut Stiami.

Setelah visitasi ini, Deswita Lengkong Dampingan Institut Stiami dapat memberikan manfaat kepada masyarakat setempat dan dapat bersaing dengan deswita lain nya karena di desa ini dikelilingi keindahan alam untuk memanjakan mata dan kuliner yang lezat. Desa Wisata Lengkong bisa menjadi refensi untuk kalian yang ingin istirahat sejenak dari hiruk pikuk kota. Program ini juga menjadi langkah awal FISMA Institut Stiami untuk membuat program Dampingan Desa Wisata Lengkong untuk 3 tahun ke depan,

- Dela