Wagub Dki Jakarta Dan Ichsanuddin Noorsy Hadiri Seminar Nasional Mahasiswa S1 Institut Stiami


Wakil Gubernur DKI Jakarta, Djarot Saiful Hidayat menjadi keynote speaker dalam acara Seminar Nasional Mahasiswa S1 Institut STIAMI Sabtu pagi ini (6/2/2016). Beliau memaparkan beberapa rencana dan progress beberapa program peningkatan sistem transportasi dan smart city Pemprov DKI Jakarta. “Smart City menjadi gambaran seperti apa kondisi Jakarta sekarang dan masa yang akan datang. Mulai dari infrastruktur yang dibangun Pemda, fasilitas umum dan penataan kota lainnya. Semua ada,” Kata Wagub Djarot.

Seminar Nasional dengan tema "Tantangan Kemitraan Global Dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals" dihadiri oleh Civitas Akademika dan ratusan Mahasiswa Institut STIAMI program S1 dari beberapa kampus di Jabodetabek. Dibuka oleh Rektor Institut STIAMI Dr. Panji Hendrarso, MM, acara seminar ini dihadiri pembicara atau narasumber pengamat politik Ichsanuddin Noorsy, Ketua HIPMI Bahlil Lahadalia dan Partner Danny Darussalam Tax Center B Bawono Kristiaji serta dimoderatori oleh salah satu dosen tetap Institut STIAMI TS Reza.

Ichsanuddin Noorsy memaparkan tentang Global Makro dan analisis ekonomi dari beberapa perkembangan negara - negara maju dan berkembang serta beberapa contoh situasi ekonomi yang dihadapi di Indonesia saat ini. Pengamat ekonomi politik dengan gaya khas yang lantang menegaskan bahwa "Awal tahun 2015 tercatat 4000 perusahaan asing ngeplang pajak. Sementara masyarakat kita diwajibkan membayar pajak penghasilan. Ini kan tidak adil". Menurut Ichsanuddin Noorsy, modus perusahaan asing dalam melakukan kejahatan perpajakan itu antara lain transfer pricing atau transaksi barang dan jasa antar unit di dalam kelompok usaha dengan harga yang tidak wajar serta pinjaman dari pemilik modal atau pemilik perusahaan. Pinjaman tersebut dihitung sebagai utang dan ada bunga. Sehingga hal itu mengurangi laba. Tidak ada laba maka perusahaan menyatakan rugi. "Pemilik modal asing itu seharusnya teratur menyetor modal untuk perusahaannya di Indonesia. Tapi kenyataannya tidak, tapi memberikan pinjaman yang sebetulnya itu deviden," ujarnya. Ichsanuddin Noorsy menambahkan bahwa perilaku perusahaan asing tersebut termasuk dalam kebocoran pajak.

Sedangkan B Bawono Kristiaji memaparkan lebih detail lagi tentang Tantangan Kemitraan Global Dalam Bidang Perpajakan Dalam Mewujudkan SDG. Beliau menjelaskan peranan penting pajak di Indonesia dan beberapa persoalan pajak yang bisa menjadi persoalan global. Memasuki Masyarakat Ekonomi ASEAN yang sudah didepan mata harus banyak SDM Indonesia yang bisa menguasai permasalahan Pajak.

"Mahasiswa saat ini kebanyakan hanya berfikir saat lulus nanti menjadi karyawan, padahal di Indonesia jumlah pengusaha masih kalah dengan Malaysia dan Singapura" Kata Ketua HIPMI Bahlil Lahadalia. Beliau menyatakan siap bekerjasama dengan Institut STIAMI dalam memberikan bantuan dana CSR HIPMI bagi Mahasiswa yang mempunyai konsep usaha yang baik. 

Acara berlangsung lancar dan sukses dan ditutup dengan kemeriahan pembagian Door Prize. (IR7)