Institut STIAMI Hadiri Smart Logistic International Workshop 2025: Dorong Inovasi Digital Bidang Logistik untuk Memenangkan Rantai Pasok Global


Tangerang, 3 Juli 2025 — Biaya logistik nasional yang tinggi masih menjadi tantangan krusial bagi daya saing ekonomi Indonesia. Saat ini, World Bank menyebutkan biaya logistik Indonesia mencapai 23% dari Produk Domestik Bruto (PDB), jauh lebih besar dibandingkan Malaysia (±15%), Jepang (±10%), dan China (±8%). Ketergantungan pada jalur laut sebesar 99%, disertai dengan distribusi darat yang belum efisien, turut memperkuat urgensi transformasi sektor ini. Kondisi tersebut diperburuk dengan peringkat Indonesia yang masih berada di posisi ke-61 dalam Logistic Performance Index (LPI), menandakan perlunya reformasi mendalam dan inovatif.  Inovasi dalam konteks logistik nasional tidak hanya berbicara tentang pembangunan infrastruktur fisik, tetapi juga membutuhkan akselerasi digitalisasi dan integrasi lintas sektor. 

Dalam konteks inilah, Citiasia Inc. berkolaborasi dengan Ikatan Ahli Rantai Suplai Indonesia (IARSI), Universitas Logistik dan Bisnis Internasional (ULBI), dan Institut STIAMI untuk menyelenggarakan Smart Logistic International Workshop bertajuk “Winning the Global Supply Chain through Smart Logistic Innovation” di Hall 2 ICE BSD. Kegiatan ini didukung oleh DEBINDO dan diselenggarakan sebagai side-event resmi dari Indo Build Tech di Hall 2 ICE BSD pada 3 Juli 2025. Smart Logistics International Workshop diselenggarakan dengan tujuan menjadi bagian dari upaya strategis dalam mempercepat transformasi logistik nasional melalui pendekatan digital dan kolaboratif.

Acara dibuka dengan sambutan dari CEO Citiasia, Fitrah R. Kautsar, yang memaparkan kondisi logistik Indonesia saat ini, di mana biaya logistik masih tinggi dan kompleksitas distribusi belum tertangani secara sistemik. Menyusul sambutan tersebut, Dr. Edwin Hidayat Abdullah, Dirjen Ekosistem Digital Kominfo RI, menegaskan pentingnya digitalisasi sektor logistik sebagai pendorong daya saing rantai pasok global. Rangkaian acara juga dimeriahkan dengan peluncuran buku Betawi Academia oleh Prof. Sylviana Murni, Rektor Institut STIAMI, yang menyoroti peran keilmuan dan SDM unggul dalam pembangunan nasional. 

Sesi talkshow yang dipandu oleh Glory Oyong (Kompas Gramedia) menghadirkan tiga narasumber utama. Prof. Bahrullah Akbar menyoroti pentingnya digitalisasi sistem keuangan daerah, khususnya melalui Bank Pembangunan Daerah (BPD), dalam memperkuat inklusi keuangan bagi pelaku logistik. Prof. Beniadi Setiawan memaparkan strategi transparansi sistem logistik sektoral melalui dashboard publik lintas kementerian dan pentingnya audit digital berbasis predictive analytics. Roland Permana (INSA) menyoroti peluang dan tantangan digitalisasi pelayaran dan pelabuhan, termasuk efisiensi biaya logistik, peningkatan daya saing nasional, serta pembukaan lapangan kerja SDM pelaut. Namun ia juga menggarisbawahi tantangan utama seperti kesiapan SDM,  hingga hambatan infrastruktur dan regulasi yang belum selaras antar lembaga.

Dalam sesi berikutnya yang dipandu oleh Dr. Wahyudi Adiprasetyo (ULBI), Dr. Prasabri Pesti memaparkan transformasi PT Pos Indonesia menjadi perusahaan logistik nasional terintegrasi, yang berhasil meningkatkan kontribusi logistik dalam portofolio bisnis dari 12% (2022) menjadi 41% (2024). Ia juga memaparkan Pos Indonesia yang hingga saat ini memperluas layanan logistik end-to-end termasuk layanan keuangan, manajemen stok, dan freight forwarding berbasis inovasi

Citiasia menegaskan bahwa solusi masa depan logistik nasional bertumpu pada konsep Smart City for Smart Logistics, dengan integrasi empat pilar utama: Smart Governance, Smart Economy, Smart Living, dan Smart Environment. Penerapan IoT, Blockchain, Logistics Digital Twin, dan perencanaan berbasis AI dipandang strategis untuk menciptakan sistem logistik yang efisien, adaptif, dan berkelanjutan. Gagasan yang juga muncul dari workshop ini ialah pembentukan Badan Khusus Logistik Nasional yang bersifat lintas sektoral, netral, dan fokus pada koordinasi transformasi digital logistik tanpa tumpang tindih birokrasi. 

Antusiasme tinggi peserta dari berbagai sektor—pemerintah, akademisi, industri, hingga komunitas—menunjukkan semangat kolaborasi pentahelix dalam mendorong ekosistem logistik cerdas dan inklusif. Citiasia berkomitmen untuk terus mendorong lahirnya ekosistem logistik nasional yang tangguh, berbasis teknologi, dan menjadi fondasi utama pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ke depan.